Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) menyelenggarakan evaluasi kinerja dalam rangka penegakan disiplin profesi kedokteran menuju antisipasi revolusi industry 4.0 dan society 5.0 pada tanggal 15 – 16 Desember 2021 di Kabupaten Bogor.
Acara diawali dengan ucapan selamat datang dari kepala dinas kesehatan Kabupaten Bogor, drg. Mike Kaltarina, MARS kemudian dilanjutkan dengan laporan panitia yang disampaikan oleh Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) drg. Moh.Nur Nasiruddin, M.Kes. Dalam laporannya dikatakan, bahwa dalam pertemuan ini nanti akan dilakukan sidang baca putusan pengaduan disiplin profesi kedokteran oleh Majelis Pemeriksa Disiplin (MPD) yang dilakukan secara terbuka dan dapat diakses melalui zoom meeting;
Ketua KKI, dr. Putu Moda Arsana, Sp.PD-KEMD, FINASIM dalam sambutannya memberi apresiasi kepada pimpinan dan anggota MKDKI yang sudah bekerja dengan baik untuk menegakkan disiplin kedokteran agar masyarakat pengguna jasa dokter dan dokter gigi dapat terlindungi.
Sebelum Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, S.E, M.A, Ph.D membuka acara, Kunta mengatakan “ke depan kita akan menghadapi tantangan yang sangat besar”. Katanya dalam sambutannya. “Sekarang saatnya kita melakukan revolusi di bidang kesehatan”, lanjutnya. Kemudian dijelaskannya ada 6 pilar revolusi kesehatan yaitu pertama, primary care menitik beratkan pada preventif dan promotive seperti melakukan imunisasi dan memberikan pelayanan dasar. Kedua, layanan rujukan dengan meningkatkan akses layanan sekunder dan tersier, yaitu dengan pembangunan rumah sakit di kawasan timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, dan kemitraan. Ketiga, meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan salah satunya dengan memproduksi 14 vaksin rutin dalam negeri, serta memperkuat ketahanan tanggap darurat. Keempat, sistem pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan yang tersedia yaitu cukup, dan berkelanjutan, alokasi yang adil serta pemanfaatan yang efektif dan efisien. Kelima, SDM kesehatan dengan menempatkan kuota beasiswa baik di dalam maupun luar negeri. Dan yang terakhir, keenam yaitu teknologi kesehatan, dengan memanfaatkan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi di sektor kesehatan. Diharapkan MKDKI bisa mendukung revolusi kesehatan salah satunya dari segi sumber daya manusia.
Dalam panel diskusi ada beberapa materi yang di bahas yaitu KKI dalam Meningkatkan Mutu Penerapan Ilmu Kedokteran, disampaikan oleh Ketua KK, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, PhD kemudian Penegakan Disiplin Profesi Kedokteran dalam rangka antisipasi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 oleh Ketua MKDK,I dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA.
Mmateri lainnya disampaikan pada panel diskusi ke-2 yaitu Dukungan Rumah Sakit Dalam Pelayanan Kesehatan. oleh Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan & Penunjang RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, dr. Yana Akhmad, Sp.PD-KP. Dilanjutkan dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh dr. luqman Yanuar Rachman, MPH materinya tentang Peran Dinas Kesehatan dalam Rangka Peningkatan Penerapan Ilmu Kedokteran dan yang terakhir Peran IDI Wilayah dalam Meningkatkan Mutu Profesi Kedokteran & Pembinaan Anggota oleh disampaikan oleh Dr. dr. Hj. Trini Handayani, SH, MH.
Komentar
Komentar di nonaktifkan.